Wednesday, October 20, 2010

Memory of my Teacher

Harusnya saya jam segini sudah tidur nyenyak,tapi tiba-tiba saja terbangun ketika saya berteriak "hore tambah point" serasa saya ada di tengah lapangan basket,padahal saya sedang di pulau kapuk dengan baju tidur bukan dengan kostum basket. ternyata saya mimpi! makanya saya terbangun. Dalam mimpi saya,saya sedang ada di lapangan basket SMPN 138. Terdengar suara bola yang didrible. Bahkan suara teriak semangat dari teman-teman dan termasuk suara seorang guru olah raga saya Alm. Ibu tjutju. Dia menyemangati saya dengan berteriak "rebut bola,naik lay up". Ada air mata yang terjatuh ketika saya harus diingatkan dengan Alm guru saya,ada kerinduan yang terpendam untuk menjumpainya. Dia bukan sekedar guru bagi saya tapi dia motivasi saya dalam bidang olahraga,dia yang membuat saya cinta olahraga sampai-sampai setiap hari saya menanti-nantikan pelajarannya. Gak terasa ini tahun ke-5 saya menamatkan sekolah saya dari SMPN 138 dan ini juga tahun ke-5 saya tidak bertemu dengan beliau,tahun-tahun yang akan datang pun beliau tidak akan pernah saya temui lagi di SMPN 138 karena beliau telah dipanggil Sang penguasa kira-kira 1,5 tahun yang lalu. Sungguh saya gak ngerti kenapa beliau hadir dalam mimpi saya,yang saya tahu akhir-akhir ini saya memang merindukan orang-orang yang membuat saya mencintai olahraga. Senang bisa melihat sosok beliau sekalipun hanya dalam mimpi saya. Sebab sebelum beliau meninggal saya sempat punya niat untuk bertemu beliau untuk sekedar share aja gimana perkembangan saya di dunia olahraga. Tapi karena saya menunda-nunda dan Tuhan lebih dulu memanggil beliau pulang kepangkuanNya,saya tidak pernah bertemu dengan beliau. Saya sempet menyesal menunda-nunda bertemu dengan beliau. Tapi penyesalan saya hilang ketika saya sadar beliau hadir dalam mimpi saya. Doaku untuk beliau disana,diberi kedamaian yang sejati. :)

ini ada puisi saya untuk beliau ketika saya dapat kabar dari temen saya di Februari 2009 (tanggal pastinya saya lupa) kalau beliau sudah meninggal. Mungkin puisi ini mewakilkan ucapan terimakasih saya kepada beliau yang telah memotivasi saya selama setahun beliau mngajar saya di kelas olahraga dan selama 3 tahun beliau jadi guru saya di SMPN 138.

Dulu aku benci berlari
Dulu aku buta olahraga
Bahkan mungkin sama sekali tak ingin mengenal lebih jauh.
Semuanya itu karena aku harus merasakan sakitnya kehilangan sosok guru yang aku kagumi
Tapi ketika waktu mempertemukan aku dengan engkau
Ketika sorot tajam matamu menatap aku
Ketika keramahanmu dan kesahajaanmu kurasakan
Aku mulai belajar banyak hal darimu
Aku mulai tak lagi benci berlari
Bahkan aku mulai membuka pikiranku untuk jauh lebih dalam mengenal olahraga
Teriakanmu memotivasiku untuk belajar lebih lagi
Ceritamu membuat aku semakin tertarik pada duniamu
Kebersamaan yang ada membuat aku merasa menemukan guruku yang hilang dulu
Dari awal kita saling kenal,kau yang selalu memotivasiku untuk mencintai olahraga
Dan kini aku mencintai olahraga
Baru saja aku ingin menghampirimu dan bercerita banyak hal tentang kecintaanku akan duniamu 
Tapi ternyata,sore ini ada kabar menyakitkan
Kabar yang kenyataanya tak lagi bisa aku pungkiri
Sakitnya tak lagi tertahan ketika aku harus tahu kalau TUHAN telah memanggilmu pulang dalam rangkulanya
Lagi dan lagi aku harus kehilangan sosok guru yang aku kagumi
Untuk kedua kalinya aku harus rela kehilangan guruku
Hari ini kau pergi membawa sejuta cerita tentang kebersamaan yang pernah kita lewati
Hari ini kau pergi tanpa pernah memberiku kesempatan untuk mengucap terimakasih atas setiap jasamu dalam memotivasi diriku
Terimakasih yang tak pernah cukup untuk setiap hal yang telah kau tanamkan pada diriku

Maaf untuk setiap kesalahan yang aku perbuat selama aku mengenalmu
Selamat jalan untukmu,guruku tersayang
Jasa dan semua hal baik yang kau beri padaku tak kan pernah hilang dengan sia-sia
Semua kan terpatri dalam hatiku
Sungguh aku berjanji tak sedikitpun setiap hal yang pernah ada aku lupakan begitu saja
Semua tenagamu dan waktumu yang kau pakai untuk mengajarku tak kan pernah terbuang sia-sia